JEA 2010 Tutorial Finansial – catatan Irpan Waliana

jea2010_bahana

Sebelumnya saya mohon maaf karena cerita tentang perjalanan ke Jakarta ini terlambat saya tulis. Saya sedang mengurus pendaftaran pascasarjana dan alhamdulillah saat ini saya sudah dinyatakan lulus seleksi dan tinggal selangkah lagi untuk menjadi mahasiswa program magister Kimia ITB. Oke, langsung saja kita simak cerita sewaktu para peserta JEA mengadakan perjalanan ke Jakarta untuk memperoleh ilmu mengenai bisnis yang diberikan langsung oleh Pak Eko Yuliantoro.

Waktu itu hari Senin tanggal 19 Juli 2010. Para peserta yang semuanya berjumlah 13 orang (masing-masing 1 orang dari setiap tim, 1 orang lagi diketahui sudah ada di Jakarta) dan 4 orang panitia (Deden, Irpan, Eky, dan Chandra) telah bersiap-siap untuk berangkat. Kira-kira pukul 06.00, perjalanan dimulai dengan menggunakan bus pariwisata ukuran mini yang berkapasitas kurang lebih 30 orang. Perjalanan alhamdulillah berlangsung dengan lancar walaupun pagi itu cuacanya masih redup-terang. Kurang lebih pukul 10.30 (kalau tidak salah), akhirnya kami tiba di lokasi yaitu di Jalan Sudirman (Jakarta) yang disana banyak terdapat gedung-gedung pencakar langit. Bagi saya, ini adalah pengalaman pertama berada di tempat yang seolah dikerumuni oleh gedung-gedung seperti itu. Hehehe, sampai membayangkan sepertinya menakutkan sekali kalau sampai terjadi gempa di daerah tersebut.

jea2010_bahana2Kami langsung disambut oleh Pak Aries yang merupakan salah satu perwakilan dari pihak Bahana. Setelah semuanya tiba di lantai 27 (jujur buat saya ini juga pengalaman pertama naik gedung setinggi itu, hehe), kami langsung bersalaman dengan para pengurus IA 83 yang telah lebih dahulu ada disana seperti Bu Kiko, Bu Renny, Bu Ucie, dan para perwakilan pihak Bahana seperti Pak Aries, Pak Eko, dan Pak Ikhsan. Ruangan itu sendiri bagi saya terasa sangat nyaman. Ukurannya cukup besar untuk suatu meeting room. Dindingnya berwarna krem dengan kaca-kaca di salah satu tepinya sehingga saat melihat ke bawah beberapa mungkin ada yang takjub dapat menerawang salah satu sisi ibukota negara tersebut, tapi mungkin juga ada yang merasa ”linu” karena takut ketinggian. Hehehe. Alasnya adalah karpet warna coklat, dan terdapat empat buah meja bundar yang masing-masing dikelilingi oleh enam kursi. Bagian depan tampak telah ditata khusus untuk para pembicara dengan meja yang memanjang serta infokus dan layar yang telah dipasang seperti biasanya. Sementara itu, di bagian belakang terlihat sudah menanti beberapa deret makanan mulai dari appetizer seperti roti coklat dan kentang (mirip perkedel), menu utama yang terdiri dari nasi dan kawan-kawannya seperti biasa, dan dessert seperti buah-buahan dan minuman segar. Sangat menggoda, tapi pasti bisa dimakan pada waktunya. Haha. Beberapa saat kemudian, saya dan Chandra langsung dikejutkan oleh sms dari supir bus kami yang mengatakan bahwa dia kena tilang. Dan saya baru tahu, ternyata di Jalan Sudirman itu berlaku aturan bahwa di waktu-waktu tertentu kendaraan berukuran besar dilarang masuk. Yah, akhirnya kita biarkan saja dulu supir yang kena tilang itu (walaupun sebenarnya kasihan juga dan pingin turun ke bawah, tapi apa boleh buat karena ini sudah di lantai 27. Hehe).

jea2010_bahana3Setelah semuanya mengambil beberapa appetizer, Pak Aries langsung menginisiasi sesi diskusi. Dan semuanya kemudian tampak bersiap-siap menyerap ”pelajaran” mengenai business plan yang diberikan oleh Pak Eko. Beliau menyampaikan presentasinya dalam suatu slide yang sekilas nampak seperti ”kuliah” ekonomi. Para peserta terlihat serius saat memperhatikan, meskipun mungkin banyak yang kurang mengerti mengenai istilah-istilah ekonomi yang disampaikan oleh Pak Eko (termasuk saya, ahaha). Tapi presentasi berjalan lancar sampai semua tersampaikan. Yang paling saya ingat dari presentasi itu adalah dalam berbisnis, kita harus pandai meyakinkan orang bahwa proyek yang kita buat benar-benar menguntungkan. Selain itu, kita juga harus pandai mengantisipasi suatu kerugian yang mungkin dihadapi, aware terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam bisnis kita untuk mencegah kemungkinan buruk terjadi, dan yang tidak kalah penting adalah meyakinkan orang bahwa proyek kita feasible. Saya juga menangkap beberapa informasi mengenai format business plan yang benar, cara berinvestasi, serta kelebihan dan kekurangan dari setiap bisnis yang dijalankan para peserta.

Di sesi tanya jawab, beberapa penanya menyampaikan pertanyaan seputar business plan (maaf saya tidak ingat pertanyaannya apa saja, karena saya sendiri tidak mencatatnya, hheu). Bu Ucie terlihat sangat bersemangat memotivasi para peserta untuk bertanya pada Pak Eko (karena memang bertemu langsung dengan Pak Eko adalah kesempatam langka, jadi harus dimanfaatkan untuk memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya). Melihat antusiasme para penanya, mereka tampak antusias dan tentunya sudah memperhatikan dengan baik materi yang diberikan Pak Eko (meski mungkin ada beberapa istilah yang tidak dimengerti, salah sendiri tidak bertanya sebelumnya tentang istilah-istilah itu, hehe). Saat waktu sudah menunjukkan sudah hampir tiba waktu istirahat siang, sesi satu pun berakhir dan tibalah waktunya untuk ishoma (istirahat, sholat, dan tentu saja makan makanan-makanan yang telah mengantri di bagian belakang).

Saat sesi kedua akan dimulai, terlihat seperti ada pergantian pemain (emangnya sepak bola, hehehe). Beberapa saat setelah Bu Kiko berpamitan, kemudian datang Pak Hardi dan Pak Herry Moelyanto. Sesi kedua dikemas dalam bentuk seperti talkshow dengan narasumbernya adalah Pak Eko, Pak Ikhsan, dan Pak Aries. Topik yang didiskusikan masih mengenai business plan, tapi pada kesempatan kali ini para peserta berkesempatan untuk bertanya lebih spesifik mengenai bisnis mereka masing-masing. Seperti sebelumnya, Bu Ucie masih setia memotivasi para peserta untuk bertanya. Dan hasilnya, muncullah beberapa pertanyaan dengan jawaban-jawaban dari para narasumber (juga Pak Herry) yang menumbuhkan semangat para peserta untuk lebih serius dengan bisnis yang ditekuninya. Waktu itu, kalau tidak salah bisnis yang menjadi top list-nya adalah bakso bakar lele, udang windu, dan biogas limbah tahu (Nah, limbah tahu ini yang kelihatannya paling seru). Setelah para peserta puas dengan sesi diskusi, lalu sesi kedua berakhir seiring tibanya waktu istirahat sore. Saat acara telah resmi berakhir dan beberapa petugas mulai membereskan ruangan, seperti biasa kami mengadakan sesi foto-foto. Mungkin banyak foto yang dihasilkan pada hari itu. Eh, ternyata makanan yang mengantri itu belum habis. Jadi kami terpaksa makan lagi (bener gitu terpaksa? Haha) sampai setidaknya makanan-makanan itu tampak ”hampir” habis. Tiba-tiba tidak tahu kenapa saya jadi kepikiran lagi supir yang kena tilang tadi, dan benar saja ternyata kemudian mereka memberitahukan bahwa denda yang harus dia bayar adalah 200 ribu (mahal banget, bisa buat makan berhari-hari tuh. :D).

Singkat cerita, kami telah turun dari lantai 27. Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak G-83 yang telah memberi kesempatan untuk merasakan perjalanan ke Jakarta dan bertemu dengan orang-orang hebat seperti Pak Eko dkk. Kami berharap, kelak suatu saat kami bisa merasakan kembali saat-saat seperti itu setelah menjadi orang sukses. Sesudah foto-foto (lagi), kami langsung naik bus dan melakukan perjalanan pulang. Di perjalanan, para peserta tampak puas dengan apa yang mereka peroleh. Beberapa bahkan ada yang bertukar cerita/sharing mengenai business pla satu dengan yang lain. Alhamdulillah, perjalanan pulang pun berlangsung dengan lancar. Kurang lebih jam 8 malam, kami tiba di depan gerbang Ganesha dengan disambut hujan rintik-rintik (irpan a.k.a navri el cielo ^^).

 

Irpan Waliana – panitia JEA 2010
Natural Product of Organic Chemistry Research Group
Institut Teknologi Bandung

Leave a Reply